Konsep Honda Sepeda Motor Sport Gahar nan Modern
Honda terus mendalami keinginan konsumen tentang Sepeda Motor Sport Honda. Selain mengusung tunggangan terbaru, mereka juga menyodorkan dua
konsep yang lebih punya nafas vintage di EICMA, Milan, 18-22 November 2015.
Mereka adalah CB Six50 dan CB4.
Modifikasi Motor Honda dan Keduanya dibangun dari CB650F dan
CBR650F, didesain oleh pusat riset dan pengembangan (R&D) Honda Eropa.
Tidak ada keterangan yang bisa digali, hanya konsep yang dipajang dan tentunya
meminta pendapat pengunjung untuk diputuskan segera diproduksi atau tenggelam.
Konsep pertama adalah CB4, menggunakan mesin 649 cc
4-silinder segaris . Model ini tampak modern dengan tangki yang simpel tapi
punya kesan bertotot. Juluran empat leher knalpot disederhanakan menjadi dua
lubang besar-besar di samping kanan.
Rangka utama dan rangka pendukung identik dengan CB650F,
begitu juga dengan pijakan kaki. Ciri khas yang bisa dikenali dari model ini
adalah penggunaan sepasang corong udara (air scoop) dan pelindung radiator
terbuat dari karbon fiber.
Secara keseluruhan bodi lebih bersih, termasuk setang yang
menggunakan spion bulat vintage. Jok tampak pendek dan menggantung. Lengan ayun
tunggal melengkapi kesan modern-retro yang dimiliki CB4.
Kalau yang ini, Honda lebih mengedepankan konsep Scrambler
yang kini sedang tren. Basisnya masih sama, CB650F atau CBR650F. Dari
desainnya, sepeda motor ini tampak lebih ”liar”, dilengkapi berbagai komponen
yang mendukung penjelajahan di luar aspal.
Misalnya, kombinasi ban ”tahu” dan pelek jari-jari, knalpot
yang mendongak, hingga pelindung mesin. Ground clearance juga lebih tinggi.
Menariknya, jika para kompetitor cukup bangga dengan scrambler retro, Honda
berhasil mengangkatnya lebih modern.
Hal itu dapat dilihat dari pemilihan desain lampu kotak yang
futuristik, pakai LED. Tampangnya minimalis tapi modern, dilihat dari tangki
yang simpel, berikut setang yang tinggi.
Belum ada rencana Honda memproduksi dua konsep ini. Tapi
yang jelas, keduanya berhasil membuka mata bahwa retro tak harus kuno.